Sutradara: Chaerul Umam Skenario: Asrul Sani Sudah berkali-kali saya mendengar film ini. Namun belum sekalipun saya tertarik. Dilihat dari masanya, banyak orang akan menyangka bahwa ini adalah sebuah film horror. Ternyata tidak. Ini adalah sebuah film drama yang jauh dari persoalan hantu-hantuan maupun hal mistis lainnya. Sepanjang film saya bertanya-tanya, mengapa penggambaran cerita dan karakter tokohnya sangat familiar sekali? Bentuk rumah, kedai, selempang sarung dan kerudungnya sangat mirip dengan setting film Sitti Nurbaya (1991) dan Sengsara Membawa Nikmat (1991). Pada akhir film, terjawab bahwa setting cerita ini memang ada di Sumatera Barat. Dengan lokasi syuting tepatnya di Tanjung Raya, Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Cerita bermula ketika Ibrahim (El Manik) hendak menuju kampong Tanjung Baringin untuk menjadi guru agama di kampong tersebut. Di tengah jalan ia bertemu dengan seorang laki-laki setengah baya yang menawarinya minum. Saat dijelaskan mengena
Malaysian Trip 2019 (Day I) Pekerjaan sehari-hari sudah sampai pada level yang sangat menggerahkan. Jenuh. Kepala ini butuh asupan yang adem-adem. Saya dan istri sudah lama berencana untuk pergi liburan. Pilihan pertama adalah Jogjakarta. Pilihan kedua, Tanjungpinang. Pilihan ketiga, Padang. Pilihan terakhir adalah Malaysia. Akhirnya, setelah melewati berbagai macam pertimbangan, kita memilih Kuala Lumpur sebagai destinasi wisata kita tahun ini. Persiapan Saya dan istri sudah memiliki paspor sejak tahun lalu. Istri sudah pernah ke Singapore, saya ke Thailand. Jadi, untuk masalah paspor sudah clear. Eh, tapi, dengan adanya penambahan anggota keluarga, harus ada paspor juga dong. Mulai lah kita siapkan segala sesuatunya. Agak ribet memang, karena kita belum punya Kartu Keluarga (KK). AKte kelahiran anak juga belum ada. Jadi yang pertama harus diurus adalah surat pindah dari Riau ke Sumut agar bisa mengurus KK. Skip, skip. Karena yang bantu urus adalah keluarga di Riau, pros
Saat ini saya dipercaya memimpin sebuah anak cabang perusahaan yang berlokasi di Sumatera Utara. Cabang ini sudah berdiri sejak hampir 3 tahun lalu, namun aset yang dimiliki masih sangat kecil dibandingkan cabang lain dengan usia yang sama. Apa penyebabnya? Sejujurnya saya belum membedah secara detail permasalahan yang terjadi di kantor ini. Saya baru melakukan serah terima jabatan dengan pimpinan cabang sebelumnya pada akhir bulan Mei. Namun sedikit banyaknya saya sudah bisa menarik benang merah penyebab cabang ini lambat bertumbuh. SPIRITLESS Pertama kali saya memasuki cabang ini, saya merasakan tidak adanya semangat kerja para karyawan. Semuanya lesu. Mulai dari level staff sampai supervisor. Beberapa karyawan datang ke kantor telat dan tidak ada kabar. Morning briefing (motivasi pagi) memble. Sorenya tidak ada evaluasi. Situasi ini terus berulang setiap hari. Sehingga suasana kantor secara keseluruhan turut layu. Apa yang saya lakukan? Pertama, saya mewajibkan su
Comments
Post a Comment