Perihal Menumbuhkan Semangat





Saat ini saya dipercaya memimpin sebuah anak cabang perusahaan yang berlokasi di Sumatera Utara. Cabang ini sudah berdiri sejak hampir 3 tahun lalu, namun aset yang dimiliki masih sangat kecil dibandingkan cabang lain dengan usia yang sama. Apa penyebabnya?

Sejujurnya saya belum membedah secara detail permasalahan yang terjadi di kantor ini. Saya baru melakukan serah terima jabatan dengan pimpinan cabang sebelumnya pada akhir bulan Mei. Namun sedikit banyaknya saya sudah bisa menarik benang merah penyebab cabang ini lambat bertumbuh. 

SPIRITLESS

Pertama kali saya memasuki cabang ini, saya merasakan tidak adanya semangat kerja para karyawan. Semuanya lesu. Mulai dari level staff sampai supervisor. Beberapa karyawan datang ke kantor telat dan tidak ada kabar. Morning briefing (motivasi pagi) memble. Sorenya tidak ada evaluasi. Situasi ini terus berulang setiap hari. Sehingga suasana kantor secara keseluruhan turut layu.

Apa yang saya lakukan?

Pertama, saya mewajibkan supervisor mengetahui alasan staff yang tidak masuk. Supervisor yang tidak tahu dan tidak mencari tahu kenapa staffnya tidak masuk, saya anggap tidak peduli terhadap anggotanya. Sekarang semua staff yang tidak masuk akan ditelpon oleh supervisornya, apabila tidak ada kabar (tidak angkat telpon) diberikan sanksi bertingkat berupa surat teguran, surat peringatan, hingga akhirnya terminasi (pemutusan hubungan kerja). Karyawan yang sakit wajib melampirkan surat keterangan dokter. No excuse.

Kedua, setiap morning briefing saya minta ditutup dengan yel-yel yang membangkitkan semangat. Jadi tidak ada lagi karyawan yang lunglai dan lesu setelah selesai morning briefing

Ketiga, setiap akhir bulan (review achievement cabang) saya minta para supervisor memberikan reward kepada staff yang berprestasi. Rewardnya bisa berbentuk apa saja. Boleh berupa pakaian, buku, atau pernak-pernik kecil yang menunjang pekerjaan sehari-hari. Pada dasarnya, penghargaan sekecil apapun yang diberikan oleh orang lain akan membuat kita termotivasi untuk melakukan lebih.

Keempat, sekali seminggu saya minta para staff menonton video motivasi. Videonya tidak perlu panjang-panjang. Mungkin bisa hanya berdurasi 5 menit, namun cukup untuk menginspirasi. Video-video ini banyak jenisnya. Di Youtube, iklan-iklan dari Thailand banyak yang bagus. Bisa juga video motivasi dalam bentuk fabel, dll. Setelah video ditayangkan, saya minta beberapa orang karyawan untuk memberikan komentar. Hal apa saja yang bisa dipelajari dalam video tersebut.

Kelima, saya membuat jadwal seluruh karyawan pada awal bulan untuk berkunjung ke rumah karyawan lain dan mengadakan acara kecil-kecilan untuk menjalin silaturahmi. Apa untungnya? Banyak sekali. Salah satunya, staff yang dikunjungi merasa mereka ada (exist) dan dianggap. Rasa kekeluargaan yang terjalin itu cukup untuk membuat suasana kerja di lingkungan kantor menjadi lebih baik. 

Keenam, saya menumbuhkan trust dan membangkitkan rasa percaya diri mereka dalam bekerja. Setiap ide-ide yang masuk selalu saya terima dan saya pertimbangkan. Saya suka sekali meminta masukan dan tanggapan ketika sedang merencanakan sesuatu. Hal ini menimbulkan rasa kedekatan antara saya dan para bawahan. Mereka merasa didengarkan dan dihargai. Saya percaya, jika rasa percaya diri mereka mulai tumbuh, tidak akan sulit untuk mengarahkan mereka bekerja sesuai dengan apa yang diminta oleh perusahaan.

Enam cara tersebut memang baru saya terapkan, dan sedang saya monitor hasilnya. 


Saya mempercayai bahwa sebuah pekerjaan apabila dikerjakan dengan hati senang, gembira, penuh semangat dan mendapatkan dukungan dari atasan dan rekan kerja kita, akan membuat pekerjaan itu jauh terasa lebih mudah. 

Goal yang dituju adalah meningkatnya produktivitas kerja dan bisa membawa cabang ini menjadi cabang yang lebih baik di masa yang akan datang. Tentu saja tidak cukup dengan keenam hal tersebut, melainkan dibarengi dengan strategi (planning) kerja yang matang, eksekusi yang cerdas, maka akan dihasilkan buah yang manis, yaitu tercapainya target yang diberikan oleh perusahaan.


Comments

Popular posts from this blog

Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982)